IPS (KD 3. 4, 4. 4)
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Singkat Lahirnya Hari Pancasila Sampai Ditetapkan Menjadi Dasar Negara
Lambang negara pemersatu bangsa!
Hari Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni di setiap tahunnya. Pancasila merupakan dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia karena berperan sebagai pemersatu bangsa. Pancasila juga membimbing para pejuang mencapai Indonesia berdaulat.
Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, sebaiknya kita memahami latar belakang terbentuknya Pancasila. Berikut sejarah singkat lahirnya Pancasila.
1. Bermula dari Pidato Ir. Soekarno yang menyampaikan gagasan mengenai dasar negara
Pada tanggal 29 Mei Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengadakan rapat dengan tema dasar negara. Sayangnya, hingga beberapa hari rapat berlangsung belum bisa menemukan titik terang mengenai dasar negara.
Ir. Soekarno diberikan kesempatan memberikan pidato pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidatonya tersebut beliau menyampaikan gagasan mengenai dasar negara Indonesia dengan sebutan Pancasila. Mendengar pidato yang disampaikan, BPUPKI memutuskan untuk membentuk panitia kecil guna menyusun dasar negara dengan pedoman pidato yang disampaikan oleh Ir. Soekarno.
2. Terbentuknya Panitia 9 diketuai oleh Ir. Soekarno
Melalui diskusi antara panitia kecil dan BPUPKI, terbentuklah panitia 9 yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mr. AA Maramis, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin. Panitia 9 merumuskan naskah Rancangan Pembukaan UUD dan menjadikannya teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada 18 Agustus 1945 (sidang PPKI 1) rumusan Pancasila tersebut dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia.
3. Hari Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional
Pada kata pengantar teks yang telah dibukukan, Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebutkan jika momen pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni berisi lahirnya Pancasila. Pada tahun 1970, pemerintah orde baru melalui kopkamtib melarang peringatan Hari Lahir Pancasila. Aturan ini terbentuk disebut-sebut adalah upaya pemerintah untuk menyingkirkan Bung Karno dari ingatan rakyat dan sejarah Indonesia. Kemudian pada Mei 1978 tepatnya 1 Juni, Hari Pancasila kembali diperbolehkan untuk diperingati.
Hingga akhirnya terdapat Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sehingga Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional mulai tahun 2017.
Nah itu dia sejarah singkat lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Semoga kita bisa terus menanamkan nilai-nilai yang ada pada Pancasila pada diri kita.
PPKn (KD 3. 4, 4. 4)
Nilai Nilai Luhur Pancasila yang Berkembang di Masyarakat
Nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sangat penting dalam membangun persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa. Pancasilah sebagai pandangan hidup mengandung nilai luhur yang ada, tumbuh, dan berkembang bersama bangsa Indonesai sejak sedia kala.
Maka semua sikap warga negara harus sesuai dan menuju ke arah tujuan tersebut adalah baik dan benar. Sebaliknya, bila ada sikap yang berbeda atau tidak searah, maka sikap itu kurang baik dan kurang benar.
Nilai-nilai pancasila sebagai pandangan hidup merupakan ukuran bagi baik buruknya, benar salahnya sikap warga negara Indonesia secara nasional. Pancasila merupakan tolok ukur, penyaring atau alat penimbang bagi semua nilai yang ada. Pancasila mempunyai kedudukan dan kebenaran tertinggi dibanding nilai-nilai yang lain.
Kelima butir Pancasila harus ‘dihafal mati’ karena inilah pedoman kita sebagai bangsa Indonesia. Selain sudah diajarkan sejak dini, Pancasila juga dibacakan setiap hari Senin dan hari-hari Besar Nasional. Jadi bagaimana tidak memori kita diingatkan dan dibangkitkan oleh dasar Negara kita itu, gelora keindonesiaan kita diteguhkan.
Pancasila adalah pedoman hidup sehari-hari, dimana hidup itu dilaksanakan dengan dan dalam aneka perbuatan. Maka sesuatu yang menjadi pedoman hidup harus merupakan pedoman perbuatan sehari-hari. Hidup manusia itu kesatuan, tetapi dilakukan dalam dan banyak perbuatan. Hidup itu perse kesatuan atau integrasi.
Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia di dalamnya terkadung nilai humanisme yang religious dan sosialistis. Humanisme berarti melihat manusia sebagai mahkluk yang mempunyai struktur sendiri dalam dunia ini makanya harus menuju ke situ dan cara hidup yang sesuai dengan struktur tersebut. Bertindak di luar itu disebut inhuman.
Humanisme menuntut penyempurnaan manusia dalam hidup agar berkembang, berkebudayaan, dan bisa menikmati kehidupan secara layak. Humanisme pun bisa bersifat a-religius, tanpa keagamaan. Dalam hal ini memungkiri soal ketuhanan. Maka perlu menginternalisasi kembali makna sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita semua percaya, Tuhan adalah asal dan tujuan semua umat manusia. Segala sesuatu tertuju kepadaNya.
Perikemanusiaan merupakan persaudaraan dari seluruh bangsa manusia di seluruh dunia berdasarkan human nature. Maka silah kedua Pancasila, perikemanusiaan sering disebut internasionalisme, cita-cita keluarga besar yang meliputi seluruh bangsa manusia.
Perikemanusiaan juga berarti membangun kebudayaan bersama, membangun “rumah” bersama untuk seluruh keluarga di dunia. Perikemanusiaan adalah cinta kasih kepada sesama berdasarkan kesatuan keluarga itu. Ketiga arti perikemanusiaan ini berkaiatan satu sama lain, tak terpisahkan.
Kesatuan tersebut tentu belum sempurna karena kerap kali disalahgunakan oleh egoisme, keserakahan, ketamakan, perebutan kekuasaan diri atau kelompok. Namun jika tahap ini tidak dilalui bangsa manusia tidak akan sampai ke tahap yang lebih sempurna. Sukar rasanya jika suatu bangsa ingin menyempurnakan kesatuan dan persatuan itu dari luar.
Tetapi bagi Negara Pancasila, yang pandangannya begitu luas dan mendalam harus ada perhitungan lain. Pandangan Pancasila adalah berdasarkan human nature yang menuntut kesatuan itu. Kewajiban kita adalah ikut serta menyempurnakan kesatuan itu dari dalam. Inilah tugas berat kita sebagai warga Negara, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
Dapatlah dikatakan bahwa sikap yang diharapkan dari sila perikemanusiaan ini adalah sikap yang mengakui, menghendaki, dan sanggup ikut menyelenggarakan dan menyempurnakan keluarga bangsa manusia untuk membangun kebudayaan bersama, kesejahteraan bersama (bonum commune) damai bersama, dan tentu bahagia bersama.
Dengan berani mencantumkan nilai Kemanusiaan ini sebagai sila kedua Pancasila berarti kita sebagai bangsa Indonesia sanggup melakukan tugas mulia itu. Itu berarti Negara kita bersikap terbuka. Negara kita pun sanggup menerima berbagai perbedaan dan berbagai identitas bangsa. Yang ada pada level nasional kita alihkan ke level internasional. Jadi demi sila Perikemanusiaan kita harus mempunyai orientasi mondial dalam penegakan human dignity.
Sila ketiga Pancasila mengharapkan kita untuk selalu bersatu sebagai satu bangsa dan tanah air. Negara ini dibangun di atas aneka perbedaan, suku, agama, ras, dan golongan. Maka sebagai warga Negara yang baik, kita harus saling menghargai, membangun solidaritas dan soliditas satu sama lain.
Sila keempat, ingin menunjukkan bahwa untuk mencapai suatu kesepakatan, perlu berdiskusi, berdialog bersama secara bijaksana, saling mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat menuju suatu kesepakatan bersama.
Sila kelima mengandung tujuan bangsa Indonesia adalah terciptanya keadilan social bagi seluruh warga Indonesia. Itu mengandaikan tidak ada yang dominan, otoriter dalam aneka bidang kehidupan.
Karena setiap orang punya harkat dan martabat yang sama, tidak ada yang lebih juga tidak ada yang kurang. Jadi sekali lagi, saling menghargai dan menghormati itu suatu keharusan.
Sejatinya nilai paling mendasar yang terkandung dalam Pancasila adalah keluhuran martabat manusia, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena selama ini kemanusiaan kita belum mendapat perlakuan yang semestinya secara adil dan beradab.
Universalitas kemanusiaan acap kali dilupakan. Ketidakadilan sosial masih merajalela. Kita bisa melihat, diskrimainasi sosial tiada henti tindakan kekerasan terhadap anak bangsa berlangsung hingga sekarang. Akibat dari semua itu kepincangan hampir terjadi dalam setiap segmen hidup manusia. Manusia tidak diperlakukan semestinya.
Maka marilah kita merenungkan nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila dan rela untuk melaksanakan dalam kehidupan bersama. Pancasila adalah dasar Negara kita, mari kita jaga bersama.
Secara singkat nilai-nilai luhur yang diperjuangkan dalam Pancasila yakni nilai religiositas, kemanusiaan, demokrasi dan keadilan sosial yang menyangkut hidup bangsa.
Nilai-nilai tersebut memotivasi setiap kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, tanpa menyisipkan kepentingan sekretarian apa pun yang bertentangan dengan cita-cita luhur pendiri NKRI. Pancasila dulu kini dan nanti. Merdeka!
3. Contoh evaluasi
Nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila sangat penting dalam membangun persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa. Kelima butir Pancasila harus ‘dihafal' karena inilah pedoman kita sebagai bangsa Indonesia. Pancasila adalah pedoman hidup sehari-hari, dimana hidup itu dilaksanakan dalam aneka perbuatan.
4. Evaluasi
Presentasikan materi sejarah singkat lahirnya Pancasila dengan gaya dan tekstur ananda sholeh sholehah sendiri
5. Penutup
Demikian pembelajaran hari ini semoga ananda sholeh sholehah sudah memahami materi sejarah lahirnya pancasila dan nilai - nilai luhur pancasila besok kita masih belajar di tema 7 subtema 3 masuk ke pembelajaran 5, apabila ada pertanyaan tentang materi pembelajaran yang masih belum paham bisa langsung ditanyakan ke pak Hendri ya..
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
0 Reviews:
Posting Komentar